Langsung ke konten utama

Tak Kunjung

BY 

AKARUI AL BIRUNI

 



Terlihat berjalan menatapi langit di kepala

mengikuti berjalan langkah kaki di bawah

Berlari kesana kemari mencari apa yang tiada

demi memojokkan rasa iri dalam diri

        Kini melihat lagi matahari di ujung timur

        menyungging gigi gisul terbawa suasana mata

        melupakan apa yang sedang di tunda-tunda

        karena terjerat keindahan di ujung sana

 Terlihat terdiam merenungi bayang diri di kaki

tertunduk mengeluh tak berjalan pasti

melirik di ekor mata kanan dan kiri

demi menanti hasrat mimpi

        Tak kunjung berada di penghujung jalan

        tak kunjung berada di singgasanga impian

        tak kunjung berada di relung hati kasmaran

        tak kunjung berada di hangatnya pelukan

Bergumamlah selirih hati kecil mu memanggil

untuk dia yang tak kunjung...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUNAJAT

  MUNAJAT BY: AKARUI AL BIRUNI   Menghapiri malam yang sejenak mengingat luka Luka yang enggan berpisah selamanya dari jiwa Jiwa yang seharusnya merasakan lain-lain dunia Dunia sejenak pun tak menghapirinya             Bersimpuh pada tangisan-tangisan mendesah             Berharap dunia itu merekat seerat eratnya             Memuncah tubuh menyayat-nyayat nasib             Berharap terkoyak lah sejadi-jadinya Namun kepahitan pekatnya malam yang berkesendirian Tidak mengubah rasa pahit itu menjadi manis Tidak mengubah rasa pedih menyayat menjadi kesenangan Tidak mengubah luluh lantah jiwa diterjang kekurangan menjadi serba kecukupan             Semakin tertunduk semakin lemah dalam tangisan             Semakin meronta semakin serak dalam permintaan             Semakin kaku tubuh melilit malam semakin dingin nadi harapan             Semakin mengenal jiwa semakin sebab dari segala kekurangan                                                         

DIA BAIK-BAIK SAJA

BY AKARUI AL BIRUNI Dia baik-baik saja Ingin menerpanya dengan lembut Dia masih sama saja Ingin menyelubunginya larut             Mendera jiwa rindu padanya             Rindu yang langitpun tak mampu menopangnya             Mendesir detak kasih padanya             Perasaan yang hujanpun tak mampu mencukupinya Dia telah tersenyum pada semua waktu kecuali aku Dia telah berbicara pada semua ruang kecuali aku Terpasung dengan kebisuan padaku Menghentak malam agar bergelomang htiam pada cahaya Terikat dengn keengganan padaku Memekak angin agara mendesir kabut pada embun Dia baik-baik saja                                                                                                                                                                                                                                                             Kisaran, 27 Mei 2020