Dia berdiam tak membisu tapi tuli
berkecamuk dengan kain katun yang rapuh
Dia berlari tak menghentak tapi pincang
berkelakar dengan kerikil panas yang runcing
Tak biasanya dia bernafas mengehela lembut
Tak biasanya dia tersenyum lembut menyeringai
Tak biasanya dia menyapa bisik mendesir
Tak biasanya dia melirik lambat berkatup
Dia berlari kencang sekali
Dia berteriak kuat sekali
Dia menangis sedih sekali
Dia tertawa lepas sekali
Tak tampak siapa Dia
Tak kenal siapa Dia
Tak mungkin untuk dilihat
Tak mungkin untuk disapa
kembali Dia berselisih dengan angin
mengayunkan semarak pusaran angin membentang jauh
kembali Dia bersanggahan dengan terik mentari
membanting derai bumbungan menjulang langit
berkecamuk dengan kain katun yang rapuh
Dia berlari tak menghentak tapi pincang
berkelakar dengan kerikil panas yang runcing
Tak biasanya dia bernafas mengehela lembut
Tak biasanya dia tersenyum lembut menyeringai
Tak biasanya dia menyapa bisik mendesir
Tak biasanya dia melirik lambat berkatup
Dia berlari kencang sekali
Dia berteriak kuat sekali
Dia menangis sedih sekali
Dia tertawa lepas sekali
Tak tampak siapa Dia
Tak kenal siapa Dia
Tak mungkin untuk dilihat
Tak mungkin untuk disapa
kembali Dia berselisih dengan angin
mengayunkan semarak pusaran angin membentang jauh
kembali Dia bersanggahan dengan terik mentari
membanting derai bumbungan menjulang langit
Komentar
Posting Komentar