Langsung ke konten utama

SERIBU PENAWAR


AKARUI AL BIRUNI


Oh,,, dunia aku beritakan kepadamu tentang cintaku yang berapi padanya
Hatiku seakan berbunyi berbisik menggilai keindahannya
Bila ku pejamkan mata ini yang muncul hanya dia
Seolah aku adalah kaca yang melihat dia berlenggak lenggok berias diri
            Tak ingin aku lama dalam memejamkan mata
            Aku takut semakin gila karena cinta
            Tak ingin aku lama dalam memandang dunia
            Aku takut semakin gila karena keindahannya
Oh,,, dunia aku melayang bersama angin yang membawa aroma cinta memabukkan
Tubuhku terhuyung menahan tuk tidak meminum embun kerinduan
Seribu penawar kegilaan cinta tak mampu menghapus hasrat ku padanya
Aku keracunan cinta pada dia yang memiliki keanggunan tubuh indahnya
            Tak ingin aku cepat dalam memejamkan mata
            Aku takut semakin gila karena kesempurnaan penciptaannya
            Tak ingin aku cepat dalam memandang dunia
            Aku takut semakin gila karena dia

Kisaran, 27 April 2020

Komentar

  1. It is fantastic, i love the way you expressed your feeling in it. Yet, i offer you an idea that is to hide 'Dunia' as your main point with something so your writer will feel having challenge to figure it out.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUNAJAT

  MUNAJAT BY: AKARUI AL BIRUNI   Menghapiri malam yang sejenak mengingat luka Luka yang enggan berpisah selamanya dari jiwa Jiwa yang seharusnya merasakan lain-lain dunia Dunia sejenak pun tak menghapirinya             Bersimpuh pada tangisan-tangisan mendesah             Berharap dunia itu merekat seerat eratnya             Memuncah tubuh menyayat-nyayat nasib             Berharap terkoyak lah sejadi-jadinya Namun kepahitan pekatnya malam yang berkesendirian Tidak mengubah rasa pahit itu menjadi manis Tidak mengubah rasa pedih menyayat menjadi kesenangan Tidak mengubah luluh lantah jiwa diterjang kekurangan menjadi serba kecukupan             Semakin tertunduk semakin lemah dalam tangisan             Semakin meronta semakin serak dalam permintaan             Semakin kaku tubuh melilit malam semakin dingin nadi harapan             Semakin mengenal jiwa semakin sebab dari segala kekurangan                                                         

Tak Kunjung

BY  AKARUI AL BIRUNI   Terlihat berjalan menatapi langit di kepala mengikuti berjalan langkah kaki di bawah Berlari kesana kemari mencari apa yang tiada demi memojokkan rasa iri dalam diri          Kini melihat lagi matahari di ujung timur          menyungging gigi gisul terbawa suasana mata          melupakan apa yang sedang di tunda-tunda          karena terjerat keindahan di ujung sana  Terlihat terdiam merenungi bayang diri di kaki tertunduk mengeluh tak berjalan pasti melirik di ekor mata kanan dan kiri demi menanti hasrat mimpi          Tak kunjung berada di penghujung jalan          tak kunjung berada di singgasanga impian          tak kunjung berada di relung hati kasmaran          tak kunjung berada di hangatnya pelukan Bergumamlah selirih hati kecil mu memanggil untuk dia yang tak kunjung...

DIA BAIK-BAIK SAJA

BY AKARUI AL BIRUNI Dia baik-baik saja Ingin menerpanya dengan lembut Dia masih sama saja Ingin menyelubunginya larut             Mendera jiwa rindu padanya             Rindu yang langitpun tak mampu menopangnya             Mendesir detak kasih padanya             Perasaan yang hujanpun tak mampu mencukupinya Dia telah tersenyum pada semua waktu kecuali aku Dia telah berbicara pada semua ruang kecuali aku Terpasung dengan kebisuan padaku Menghentak malam agar bergelomang htiam pada cahaya Terikat dengn keengganan padaku Memekak angin agara mendesir kabut pada embun Dia baik-baik saja                                                                                                                                                                                                                                                             Kisaran, 27 Mei 2020