MUNAJAT BY: AKARUI AL BIRUNI Menghapiri malam yang sejenak mengingat luka Luka yang enggan berpisah selamanya dari jiwa Jiwa yang seharusnya merasakan lain-lain dunia Dunia sejenak pun tak menghapirinya Bersimpuh pada tangisan-tangisan mendesah Berharap dunia itu merekat seerat eratnya Memuncah tubuh menyayat-nyayat nasib Berharap terkoyak lah sejadi-jadinya Namun kepahitan pekatnya malam yang berkesendirian Tidak mengubah rasa pahit itu menjadi manis Tidak mengubah rasa pedih menyayat menjadi kesenangan Tidak mengubah luluh lantah jiwa diterjang kekurangan menjadi serba kecukupan Semakin tertunduk semakin lemah dalam tangisan Semakin meronta semakin serak dalam permintaan Semakin kaku tubuh melilit malam semakin dingin nadi harapan Semakin mengenal jiwa semakin sebab dari segala kekurangan
BY AKARUI AL BIRUNI Terlihat berjalan menatapi langit di kepala mengikuti berjalan langkah kaki di bawah Berlari kesana kemari mencari apa yang tiada demi memojokkan rasa iri dalam diri Kini melihat lagi matahari di ujung timur menyungging gigi gisul terbawa suasana mata melupakan apa yang sedang di tunda-tunda karena terjerat keindahan di ujung sana Terlihat terdiam merenungi bayang diri di kaki tertunduk mengeluh tak berjalan pasti melirik di ekor mata kanan dan kiri demi menanti hasrat mimpi Tak kunjung berada di penghujung jalan tak kunjung berada di singgasanga impian tak kunjung berada di relung hati kasmaran tak kunjung berada di hangatnya pelukan Bergumamlah selirih hati kecil mu memanggil untuk dia yang tak kunjung...