Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

DIA

dalam ombak jiwa berjalan- jalan di atas sana menyeringai perih tak dirasa menyelamatkan apa kah itu dia ? atau hanya fatamorgana atau hanya ilusi belaka dunia dan dia hampir sama tidak ada yang berani bertanya dan menyapa berjalan menari- nari di atas ombak yang perih.. berjalan yang perih.. sangat perih.. menarilah dengan sejuta senyuman... menarilah dengan senyuman yang menyakitkan... oh betapa indahnya tariannya yang meliuk- liuk di atas ombak.. berjalan bahkan berlari sangat kencang dengan ombak.. oh apa kah dia masih menemukan keperihan di jiwa nya ? masih kah dapat melihat bahwa itu dia ? lagi dan lagi hanya tetap bisa menari di atas ombak... tiada yang dapat menghentikannya... tiada yang dapat memeluknya .. karena ia hanya butuh pelukan- pelukan yang bukan memilukan yang dapat memeluk hasrat tariannya yang sangat menjiwa dalam dunia nya.. bertabur kembali air yang tersibak kain indahnya.. oh... apa kah dia sebenarnya ? menjawab dengan perasaan yang mengga

ORANG TERSAYANG

Berkabut dengan tenang di alunan syair Berkelut dengan embun yang mengalir... Berjubah tanpa alas yang menyentuh air.. Berhenti di dalam nafas dunia yang indah.. Berjalan dengan kenyamanan terakhir Berbuat dengan kenangan yang indah Bertemu dengan senyuman yang indah Bertemu dengan dunia yang lebih indah Berhenti dalam setiap doa Berjalan dengan tenang pada jubah yang lembut Berhembus selembut angin yang selalu ada Bertemu dengan seindah cahaya Bersambut dengan ketenangan.. Berjalan dengan ketenangan... Berbicara dengan kediaman Bersyukur dengan ini semua... Hanya ada kesempurnaan...

MENGALIR

tidak tahu mana yang dituju tidak tahu apa yang menjadi sokongan jiwa seberkah apa yang di syukuri sejauh mana yang di ampuni tidak ada aygn berkekalan dengan ini biarlah ini mengalir dengan indahnya biarlah terpatri dengan kuat di sanubarinya katakan saja apa yang engkau cintai simpan saja apa saja yang engkau benci sekujur tubuhnya akan bangkit dari tulang tersisa atau tidaknya mengarungi yang tertinggal terburu jua tiada manfaat biarkan kebaikan dan niat itu bersatu padu akal cinta mu terbuka akal dunia mu berjalan selaras dengan jiwa cinta mu menutup dunia dunia tiada cinta selain kamu sekali biar saja tujuan mu biarkan saja niat mu simpan itu dengan tekadmu simpan semua rindu mu sekali saja engkau berpaut dengan takdir sekali saja engkau bertekad sekali saja engkau memikat sekali saja bersahaja di dunia ini

ISYARAT

Engkau di kenang dengan segenap rasa yang hilang tertulip kelopak bunga yang terbang berhambus pergi meninggalkan sejenak berkerudung bambu di alam semak belukar matahari di dipan- dipan permadani tak kunjung di junjung hilang sudah tersanjung kini termenung dengan pilu bertopang dagu sejenak atau selamanya kelang- kelang gundah kebingungan bertampuk di atas tulip yang berbunga kelopak terjatuh isyarat dunia dan kehendaknya bermuara persahabatan tiada berbentuk dan menyentuh sesuka dan terbanglah sepuas hati bebas lah selesah nafas paru- paru dan disanalah engkau akan tertolak demi demikian ~ copy dari blog yang lama ~

BENAR CINTA DAN RINDUNYA

Sedang dia dirundung kelabu melayang layang hingga bertemu menyaksikan kehendak yang mendayu melambai lambai hingga termangu Bertasbihlah kehendak padanya sentuhan yang hangat mengelabui cintanya bertuan rindu menyela nyela bibir merahnya sesering mungkin menggelayut tutur getarannya eh... kemarilah engkau mendekat di nadi cinta ku eh...berlarilah engkau memeluk hangat di tubuh asmaraku agar engkau tahu aku benar cintanya agar engkau sadar aku benar rindunya Dan ketika asamara itu menyatu pada cinta sketika itu semua dinamakan kekasih dan ketika cinta itu menyatu pada raganya seketika itu semua dinamakan cinta sejati

MASIH

Tak tertepis bayang semu di ujung mata sekali lagi untuk bertatapan pada mata yang sama diperjalanan yang panjang tak bersama hanyalah senyuman indah setelahnya Masih ada rasa itu kepadaku bisa dijelaskan dengan rasa indah itu sendiri membuncah indah bergeliat dalam hati terdalam rasa itu luruh meresapi Tak tertata keindahan itu disemaian asmara sekali lagi untuk terdiam pada hati yang sama diperjalanan yang panjang tak bersama hanyalah desiran kenangan setelahnya Masih ada kehendak itu kepadaku bisa dijiwai dengan rasa kasmarana itu sendiri menggebu manis merebak dalam hati terdalam rasa itu luruh menduri Menetaplah duhai hati pada asmara Menetaplah duhai asmara pada cinta Menetaplah duhai cinta pada prasetia Mentaplah duhai prasetia pada hati yang mencintainya

Ketidak Berdayaan yang Dipelajari

Susah sekali merenggangkan langkah peluh kian membanting asa pengalaman membuang tanpa menyaksikan teduh wajah memandang terik tahta kendala yang bukan perkara sepele hanya terletak pada membuang yang bertele saat yang melainkan diambil oleh keputusan hanya retak kecil pada otak parlente ketiadaan ruang untuk tumbuh hanya saja rasa yang melekat pada masa lalu rasa yang terlalu kuat untuk sembuh hanya terasing pada kemampuan sepuh rasa suka adalah kata mengatakan kesempurnaan diambang batas kebahagiaan dan ketidak berdayaan yang dipelajari

TANPA HARAPAN

Dia berdiam tak membisu tapi tuli berkecamuk dengan kain katun yang rapuh Dia berlari tak menghentak tapi pincang berkelakar dengan kerikil panas yang runcing Tak biasanya dia bernafas mengehela lembut Tak biasanya dia tersenyum lembut menyeringai Tak biasanya dia menyapa bisik mendesir Tak biasanya dia melirik lambat berkatup Dia berlari kencang sekali Dia berteriak kuat sekali Dia menangis sedih sekali Dia tertawa lepas sekali Tak tampak siapa Dia Tak kenal siapa Dia Tak mungkin untuk dilihat Tak mungkin untuk disapa kembali Dia berselisih dengan angin mengayunkan semarak pusaran angin membentang jauh kembali Dia bersanggahan dengan terik mentari membanting derai bumbungan menjulang langit